tegarnews.site-Lampung| Diduga ada setor menyetor pada proyek Dinas Pendidikan Lampung Selatan terkait pekerjaan di SMP Negeri 2 Sragi. Pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Lamsel sepertinya enggan membrikan tanggapan nya.
Ketua LSM Rakyat Peduli Lampung ( RPL) Cris beserta tim coba mengkonfirmasi pihak Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di Kantor Dinas Pendidikan Kab Lamsel. Kabid Sapras’Tri Widianto sedang tidak berada di kantornya. Menurut informasi dari staf yang ada,dirinya mengatakan bahwa Tri Widianto sedang Perjalanan dinas luar, ke Natar,”ujarnya.
Tim mencoba menghubungi kembali kepala dinas melalui pesan singkat WhatsApp ke Nomor 08217759xxxx, namun tidak ada tanggapan, hingga sampai saat ini, pihak dinas terkesan bungkam dan patut diduga mengabaikan konfirmasi hingga berita ini ditayangkan.
Di beritakan sebelumnya dinas pendidikan Kab. Lamsel terkesan lemah dalam pengawasan terhadap Kontraktor Pelaksana Rehabilitasi Ruang Guru SMP Negeri 2 Sragi. Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan melalui Dinas Pendidikan dan kebudayaan Mendapatkan Anggaran Dana Alokasi Khusus ( DAK ) Tahun anggaran 2024 dari pemerintah pusat. Saat ini melaksanakan Rehabilitasi Gedung Dewan Guru dan Tata Usaha (TU) Sekolah Menengah Pertama (SMP Negeri 2 Sragi) yang berlokasi di Desa Bakti Rasa Kecamatan Sragi.
Pekerjaan tersebut dilaksanakan oleh.CV. SJP Dengan Anggaran Rp; 666.887.981.00 (enam ratus enam puluh enam juta delapan ratus delapan puluh tujuh ribu sembilan ratus delapan puluh satu rupiah).
Yang mana diduga bermasalah. Pasalnya hal tersebut dari hasil pantauan LSM Rakyat Peduli Lampung RPL dan awak media di loaksi, dalam pelaksanaan rehabilitasi di sinyalir masih menggunakan bahan material lama.
Triadi selaku kepala tukang saat diwawancarai terkait ada bagian besi slup yang di sambung dan ukuran nya tidak sama, karena dalam pantauan LSM Rakyat Peduli Lampung- (RPL) terlihat janggal dimana besi Slup yang lama berukuran besar dari bawah ketika di ujung bangunan di sambung dengan besi ukuran lebih kecil dari yang ada.
“Soal besi kami memakai besi dengan ukuran 10 sesuai dengan gambar, itu tidak masalah walaupun tidak sama karna sesuai dengan gambar dan sudah diketahui oleh konsultan CV. AK bahkan pihak konsultan sudah memfotonya, “kata Triadi.
Selanjutnya Tim dari LSM Rakyat Peduli Lampung (RPL) dan awak media mempertanyakan bahan matrial yang di gunakan untuk pembuatan steger, papan cor dan kasau untuk menyanggah coran masih menggunakan bahan bekas? Kepala tukang Triadi mengakui bahwa,” memang bahan-bahan material yang lama tetap di gunakan dan pihak konsultan mengetahuinya, mereka juga sudah mendapatkan izin dari pihak sekolah,”ujarnya.
“Berhubung belum ada bahan yang baru karna belum ada pencairan untuk beli, jadi kami memanfaatkan bahan yang ada supaya bisa tetap bekerja,” ungkap Triadi.
Ketua LSM Rakyat Peduli Lampung (RPL ) Cris mengatakan akan koordinasi dengan pihak APH dalam hal ini Kejaksaan Tinggi dan Tipikor Polda Lampung, untuk mendorong kawan-kawan dari APH, dan kami dari Lembaga akan mengadakan aksi turun kejalan (Demo), karena tidak menutup kemungkinan semua proyek di dinas pendidikan Lampung Selatan bermasalah, dan kami dari Lembaga akan mendorong APH untuk membentuk tim khusus untuk mengaudit proyek di dinas pendidikan Lampung Selatan yang selama ini banyak masalah.
Dari keterlibatan kepala dinas pada kasus UNILA, kasus Penerimaan Siswa Didik Baru hingga Proyek Fisik. Semua maslah ini jangan sampai merusak nama Bupati Nanang yang akan mencalonkan kembali sebagai Bupati,” tutup Cris.
(Rls/Red)