tegarnews.site-Lampung| KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali kemarin meluncurkan kapal OPV buatan galangan kapal swasta PT Daya Radar Utama (DRU) pesanan Kemhan untuk TNI AL di Lampung.
Kapal jenis OPV 98 M dan OPV ini akan dilengkapi beberapa persenjataan modern, dari negeri Italia, Spanyol dan Turkiye.
Kapal OPV (Offshore Patrol Vehicle) tersebut dinamakan Pahlawan Nasional, KRI Lukas Rumkorem-392 (LRK) dan KRI Raja Haji Fisabilillah-391 (RHF).
“Dua kapal tempur baru ini nantinya akan ditempatkan di Satkor Koarmada III. Nantinya kapal ini dipersiapkan sebagai kapal kombatan maupun kapal patroli yang memiliki kecepatan tinggi dan mampu beroperasi di seluruh perairan Indonesia,” kata Ali, dikutip dari berbagai media.
Menurut KSAL, kapal tempur ini memiliki spesifikasi panjang 98 meter, lebar 13,50 meter, tinggi 6,90 meter, kecepatan maksimum 28 knots dan kecepatan jelajah 20 knots.
Kapal OPV 90 M ini memiliki beberapa keunggulan, nantinya akan diperkuat dengan senjata meriam utama di depan kaliber 76 mm dan 40 mm buatan Leonardo diatas hanggar, lalu meriam 20 mm escribano (Spanyol) di kedua sisi kapal. Juga akan ditambah alat pelindungan dari serangan decoy Terma, dan rudal SSM (surface to surface missile) 2×4 launcher system dari Roketsan Turkiye, ungkap KSAL.
“Dengan kecepatan maksimum 28 knots dan kelincahan yang dimiliki, kapal ini mampu memenuhi berbagai misi operasi baik penegakan hukum di laut, infiltrasi, eksfiltrasi maupun misi SAR dengan sangat baik,” lanjutnya.
Direktur PT. DRU John Wijanarko dalam sambutannya menyatakan bahwa PT. DRU merupakan galangan kapal pertama yang diberi kepercayaan oleh Kementerian Pertahanan untuk membangun kapal OPV.
“Kapal OPV yang kami bangun akan dilengkapi dengan persenjataan peperangan anti serangan udara, permukaan laut, dan bawah air, sehingga kapal OPV yang memiliki fungsi sebagai kapal Patroling Force dapat dioperasikan menjadi kapal Striking Force, untuk menambah kekuatan alutsista TNI Angkatan Laut,” tutur Direktur PT. DRU.
“Dengan kemampuan yang meliputi anti serangan udara, permukaan laut, dan bawah air, kapal OPV yang kami bangun telah memenuhi syarat sebagai kapal jenis Light Frigate,” tambahnya.
Menurut Ali, nama dua kapal tersebut menggambarkan keberanian dua pahlawan nasional dalam penyerangan pangkalan maritim Belanda di Teluk Ketapang (Melaka) tahun 1784, dan Jepang pada tahun 1943.
“Raja Haji Fisabililah dipilih lantaran memiliki wilayah kekuasaan di Riau, Lingga, Johor hingga Pahang dan karena keberaniannya, beliau gugur pada saat melakukan penyerangan pangkalan maritim Belanda di Teluk Ketapang (Melaka) pada tahun 1784,” jelas Ali.
“Sementara Lukas adalah pemimpin rakyat Papua saat melakukan perlawanan terhadap Jepang di Biak pada 1943, sehingga Biak menjadi daerah pertama di Indonesia yang terbebas dari penjajahan Jepang,” tambahnya.
Dengan tambahan dua kapal baru ini, TNI AL terus berkomitmen melaksanakan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), serta mengurangi produk impor.
– Garuda Militer –
(Rls/red)