tegarnews.site-Jakarta| Sederhana, karena harganya sangat mahal. Seperti yang kita tahu, ada alasan mengapa alutsista seperti itu disebut sishanud atau sistem pertahanan udara. Sistem → gabungan dari banyak komponen yang terintegrasi untuk suatu tujuan, yang artinya MIM-104 Patriot bukan hanya satu kendaraan. Tapi ada beberapa kendaraan lain untuk mendukung kebutuhannya.
Bisa dilihat kan, untuk mengoperasikan unit Patiot perlu banyak pendukungnya. Harganya seperti ini :
Satu sistem Patriot, lengkap beserta pendukungnya → Rp 15 triliun, versi untuk surface-to-air dan anti-ballistic missile.
Untuk unit yang khusus surface-to-air saja (PAC) lebih murah → Rp 30 miliar, tapi ini hanya peluncurnya saja. Tidak termasuk kendaraan pendukung, masih harus dibeli terpisah. Harga total tetap hitungan Triliun.
Harga rudal → Sekitar Rp 45 miliar per buah. Ini baru harga beli, belum operasional atau maintenance jangka panjang.
Indonesia sendiri menggunakan NASAMS yang sudah jelas jauh lebih murah.
Rudal yang digunakan adalah AIM-120, sama seperti rudal jarak jauh yang digunakan pesawat tempur AS termasuk pada F-16 milik Indonesia. Harganya jelas lebih murah :
Rudal AIM-120 → Varian paling mahal (AIM-120D) Rp 15 miliar, tapi setahu saya Indonesia menggunakan AIM-120C yang harganya Rp 4.5 miliar.
Rudal AIM-9X Sidewinder → Harganya sekitar Rp 5 – 6 miliar.
Unit seperti ini tetap perlu kendaraan pendukung, tapi tidak sebanyak dan tidak semahal MIM-104 Patriot.
Sumber : CHA
(Rls/red)