Bandung — Pesta demokrasi kian dekat, hanya tinggal hitungan hari menjelang pemilihan kepala daerah pada 27 November 2024 nanti. Setiap calon dan wakilnya bersaing dalam memberikan program-program terbaiknya untuk menjadikan daerahnya lebih baik, Kamis (14/11).
Salah satunya Dandan Riza Wardana, seorang pokitikus yang juga merupakan anak kelima dari Walikota Bandung periode 1983-1993, Alm. H. Ateng Wahyudi.
Bersama Arif Wijaya, Dandan maju pada Pilkada Kota Bandung yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Demokrat.
Dengan memperhatikan situasi Kota Bandung saat ini, Dandan bersama Arif memiliki pandangan untuk menjadikan Kota Bandung lebih agamis, sejahtera, inovatif, kolaboratif, maju, dan berkelanjutan.
Pada aspek kemacetan, Dandan-Arif menawarkan solusi tata kelola hubungkan transportasi antarmoda dengan Bandung Link. Sedangkan pada aspek persampahan, program “Waste to Value” akan menjadikan sampah sebagai sumber ekonomi.
Demi menunjang hal tersebut, secara bertahap, mereka membaginya menjadi 8 program, yakni mengurai permasalahan sampah. Selain estetika, sampah juga berkaitan erat dengan banjir yang kerap kali terjadi di Kota Bandung. Hal ini juga termasuk poin krusial dalam program “Ngadandanan Kota Bandung”. (Sunda: mendandani, mempercantik)
Kedua, program atasi banjir. Menurut Dandan, banjir bisa teratasi dengan revitalisasi sistem drainase perkotaan. Kemudian, membuat program RW bebas banjir melalui revitalisasi drainase di wilayah RW-RW rawan banjir.
Ketiga, untuk mengembalikan Bandung menjadi Kota Ber-Hiber, yakni dengan memperbaiki kualitas udaranya. Dandan mengatakan, ada 5 cara mengatasi polusi udara.
Keempat, membangun ruang terbuka hijau dan taman publik di setiap kelurahan.
Kelima, berkolaborasi dengan PLN dalam menyediakan sarana SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) untuk mendukung kendaraan listrik.
Keenam, Bandung Ayo Mengaji. Ketujuh, Program Toilet Sehat. Terakhir, pelayanan publik 7 hari kerja.
Sebagai warga asli Bandung, Dia juga menambahkan, bahwa rencana pendirian Museum Persib merupakan salah satu alasan kebanggaannya sebagai pencinta Persib.
Program-program Dandan-Arif menurutnya lebih realistis, dan ia percaya dengan pengalaman teknokratik Dandan, mulai dari tingkat kelurahan, kepala dinas, hingga menjadi salah satu Komisaris di BUMD Jaswita Provinsi Jawa Barat.