Tegarnews.site – Kabupaten Bekasi- Pekerjaan pembangunan saluran air P3TGAI (Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi) yang dilakukan oleh Kelompok Tani Sukamakmur Tirta Jaya di Desa Sukamakmur, Kecamatan Sukakarya, Kabupaten Bekasi, kini menuai sorotan tajam. Sabtu 23/11/2024
Proyek yang berasal dari Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC) Provinsi Jawa Barat ini dianggap tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditetapkan, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan kualitas dan ketahanan bangunan saluran air yang diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang untuk petani.
Koordinator Jawa Barat DPP LSM SIRA (Suara Independen Rakyat Adil), Yusuf Supriyatna, menyampaikan bahwa hasil investigasi di lapangan menunjukkan beberapa kejanggalan yang mencolok dalam pengerjaan proyek tersebut. Salah satunya adalah pondasi saluran air yang hanya terdiri dari batu yang ditanamkan langsung di dalam lumpur tanpa penggalian terlebih dahulu. Lebih lanjut, Yusuf menyoroti bahwa tidak ada campuran semen dan pasir yang digunakan untuk mengisi celah antar batu, melainkan lumpur yang tentunya mengurangi kekuatan dan kualitas struktur saluran air tersebut.
“Batu yang digunakan hanya ditanamkan dalam lumpur yang bercampur air, bukan digali terlebih dahulu. Hal ini jelas mengurangi kekuatan saluran air karena tidak ada adukan semen dan pasir yang seharusnya mengisi celah antar batu,” jelas Yusuf.
Selain itu, menurut Yusuf, pemasangan batu pada saluran air juga tidak terorganisir dengan baik, dan bagian bawah saluran air masih terendam air banjir. Pekerjaan ini juga tidak menggunakan sepatu pondasi bawah, yang seharusnya menjadi elemen penting dalam memastikan daya tahan bangunan. Kondisi tersebut menunjukkan adanya potensi kerusakan yang cepat pada saluran air tersebut.
Yusuf juga mengungkapkan bahwa pihaknya menemukan bahwa beberapa pekerja tidak dilengkapi dengan alat pelindung diri yang sesuai dengan standar keselamatan kerja (K3). Beberapa pekerja bahkan terlihat bekerja tanpa sepatu boot dan helm, yang dapat membahayakan keselamatan mereka.
“Para pekerja terlihat tidak memakai alat pelindung diri yang memadai. Kami bahkan melihat beberapa pekerja bekerja tanpa alas kaki, yang sangat mengkhawatirkan,” tegas Yusuf.
LSM SIRA mendesak pihak BBWSC Provinsi Jawa Barat dan dinas terkait untuk segera turun ke lokasi guna melakukan evaluasi dan memberikan peneguran terhadap pihak yang bertanggung jawab atas pengerjaan proyek ini. Yusuf mengimbau agar dilakukan perbaikan yang serius agar saluran air dapat bertahan lama dan bermanfaat bagi para petani.
“Kami meminta agar pihak BBWSC turun ke lapangan untuk mengevaluasi pekerjaan ini. Jika terbukti tidak sesuai dengan spesifikasi, kami berharap proyek ini dapat segera diperbaiki. Jangan sampai masyarakat, terutama para petani, dirugikan karena kualitas pekerjaan yang buruk,” ujarnya.
LSM SIRA juga berjanji akan terus mengawal proyek ini dan menindaklanjuti temuan mereka kepada pihak yang berwenang. Jika pekerjaan ini terbukti mengabaikan kualitas dan prosedur yang benar, mereka berencana untuk meminta penataan ulang serta mencoret Sukamakmur Tirta Jaya dari daftar kelompok tani yang dapat mengerjakan proyek serupa di masa mendatang.
Yusuf menambahkan, LSM SIRA akan terus melakukan kontrol sosial dan mengawasi pelaksanaan proyek-proyek serupa agar tidak terjadi penyalahgunaan anggaran dan kualitas yang merugikan masyarakat.
Hingga berita ini diterbitkan, Ketua Kelompok Tani Sukamakmur Tirta Jaya, Adit, serta pengawas dan konsultan proyek tersebut belum dapat dihubungi untuk memberikan penjelasan lebih lanjut terkait masalah ini.
( Husen )