Tegarnews.site – Kabupaten Bekasi – Pekerjaan saluran air P3-TGAI yang berasal dari Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC) provinsi Jawa Barat, melalui kelompok tani di Kabupaten Bekasi, seyogya nya dalam pengerjaan di harapkan berkualitas dan berkuantitas demi ketahanan bangunan yang dapat di manfaatkan oleh petani dalam sistim pengairan jangka panjang. Selasa 26/11/2024
Namun tidak demikian yang tetlihat dalam pengerjaan saluran air di Desa Mekarjaya, Kecamatan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, atas nama kelompok tani ” Mekar Jaya Unggul “.
ketika tim media dan LSM mendatang kegiatan pembuatan saluran air ada dari beberapa pekerja mengatakan kepada kami, yang Engan di sebutkan namanya mengatakan.
“Saya sudah empat hari tidak melakukan pembuatan saluran air ini bang, karena kami belum di bayar sama mandor pelaksana kegiatan, dan kami para pekerja menutut pembayaran dulu karena saya sudah lima hari kerja belum di bayar, saya sudah temuin mandor pelaksana di lapangan beberapa kali namun selalu banyak alasan dan tidak mau bayar hasil pekerjaan kami, kalau memang mandor kaga mau bayar dan tidak ada solusi dalam beberapa hari ini, kami dan kawan-kawan akan melakukan pembongkaran kegiatan yang telah kami kerjakan,” tandas pekerja.
Pekerjaanya tersebut mendapat sorotan dan tanggapan dari kepala Koordinator jawabarat DPP LSM SIRA ( Suara Independen Rakyat Adil ) Yusuf Supriyatna, menyampaikan pendapatnya kepada wartawan, selasa 26/11/2024.
“Saya menduga pekerjaan saluran air (P3-TGAI) yang berada di Desa Mekarjaya, Kecamatan Kedungwaringin, terlihat amburadul tidak sesuai spek dan terkesan asal jadi, karena hasil dari investigasi dan kajian bahwa pekerjaan yang di kerjakan dengan keadaan masih banjir tanpa proses pengeringan, tentunya akan mengurangi mutu dan kualitas pekerjaan tersebut dengan pemasangan batu yang hanya di pendam atau di tanamkan ke dalam lumpur dan bercampur air, tidak tersusun rapih batu bagian bawahnya, masih dalam keadaan banjir dan ini tentu saja akan mengurangi kekuatan, kualitas bangunan saluran air, karena bukan adukan semen-pasir yang mengisi celah bebatuan yang di pasang melainkan lumpur,’ jelas Yusuf Supriyatna.
Bukan itu saja, masih kata Yusuf, kegiatan saluran air yang di kerjakan asal jadi tentunya akan cepat rusak terlihat jelas kegiatan ini tidak di gali dan tidak ada sepatu atau pondasi bawah dan ketinggian hanya 56 cm, sudah jelas mengurangi volume dengan pemasangan batu yang di pendam ke dalam lumpur dan banyak yang keropos bolong, sehingga tidak terisi adanya adukan matrial semen dan pasir, boplang nyapun menggunakan bambu yang di belah,” katanya.
Di Minta kepada Dinas terkait dan pihak BBWSC Provinsi Jawa Barat untuk terjun kelokasi kegiatan saluran air (P3A) MEKAR JAYA UNGGUL, agar melakukan peneguran dan perbaikan supaya kegiatan saluran air tersebut kokoh, bagus dan bisa bertahan lama.
“Kami dari LSM SIRA selaku Sosial Control akan segera menindak lanjuti temuan kami ini kepada pihak BBWSC, jika nanti dalam Monitoring Evaluasi ( Monev ) tidak sesuai spek, kami meminta dilakukan pembongkaran dan penataan ulang bila perlu bleklist kelompok tani mekar jaya unggul, agar tidak terulang di kemudian hari, menurut saya ini jelas terindikasi adanya KKN. tanpa peduli hasil dan mutu pekerjaan, dan para pekerja yang kami temui tersebut menuntut upahnya mereka selama 5 bekerja yang belum di bayarkan,”pungkas Yusuf Supriyatna.
Sampai berita ini di terbikan pelaksana kegiatan, pengawas dan konsultan belum bisa dihubungi
( Husen )